Mutiara dan Hikmah dari Al-Qur'an dan Hadits
- Q.S. 17: 23 - 24 Perintah ibadah kepada Allah dan berbuat baik kepada kedua orang tua (ibu dan bapak):
Artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia¹. (Q.S.
Al-Isra’: 23).
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil. (Q.S.
Al-Isra’: 24).
- Q.S. 31: 14 dan 15 Perintah bersyukur kepada Allah dan kedua orang tua:
Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun².
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman: 14).
Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(Q.S. Luqman: 15).
- Fadhilah berbuat baik kepada ibu dan bapak:
“Barangsiapa yang berbuat baik kepada dua orang
ibu-bapaknya, maka berbahagialah baginya, semoga Allah memperpanjang umurnya” (H.R. Bukhari).
Artinya: “Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu”.
(H.R. Imam Ahmad).
Artinya: “Berbuat baiklah kalian kepada dua orang
ibu-bapakmu”. (H.R. Ath-Thabrany).
Dari
Abdil-Rahman Abdullah bin Mas’ud, r.a. berkata: Saya pernah bertanya kepada
Nabi SAW: “’Amal perbuatan apakah yang lebih dicintai oleh Allah?”. Beliau
menjawab: “Shalat pada waktunya”. Saya bertanya lagi: “Kemudian apa lagi?”.
Beliau menjawab: “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Saya bertanya
lagi:”Kemudian apa lagi?”.Beliau menjawab: “Jihad pada jalan Allah”. (H.R.
Bukhary dan Muslim).
- 4 (empat) macam dosa besar menurut hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abdillah bin Amr bin Al-‘Ash r.a.
“Dari
‘Abdillah bin Amr bin Al-’Ash r.a. dari Nabi SAW telah bersabda: Dosa-dosa
besar ialah: menyekutukan Allah, berani (durhaka) kepada kedua orang tua,
membunuh orang dan sumpah palsu”. (H.R. Bukhari).
- Pelaksanaan sanksi perbuatan dosa yang langsung diterima pelakunya ketika masih hidup di dunia, di samping menerima sanksi di akhirat menurut hadits yang diriwayatkan Ath-Thabrani:
Semua
dosa pelaksanaannya ditangguhkan Allah Ta’ala menurut apa yang Ia kehendaki
sampai hari qiyamat, kecuali dosa terhadap kedua orang tua. Sesungguhnya Allah
Ta’ala mempercepat balasan dosa terhadap kedua orang tua bagi pelakunya pada masa
hidup di dunia sebelum mati. (H.R. Ath-Thabrani).
- Tiga ciri akhlak utama penghuni dunia dan penghuni akhirat menurut hadits yang diriwayatkan Al-Hakim:
Nabi
SAW pernah bersabda kepada ‘Uqbah: “Wahai ‘Uqbah, maukah engkau kuberitahukan
tentang akhlaq penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Yaitu: menghubungi
orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang pernah menahan
pemberiannya kepadamu, mema’afkan orang yang pernah menganiaya kamu”. (H.R.
Al-Hakim, dari ‘Uqbah bin Al-Juhany).
- Deskripsi hadits mengenai jasa orang tua
Dari
Abi Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: “Tidak dapat seorang
anak membalas budi baik orang tuanya, kecuali jika ia mendapatkan orang tuanya
itu tertawan menjadi budak, kemudian ia membelinya, lalu ia merdekakan. (H.R. Muslim).
- Prioritas yang berhak dilayani dengan baik
Artinya:
Dari
Abi Hurairah r.a. berkata: Ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah
SAW lalu ia bertanya: “Siapakah yang berhak aku layani dengan sebaik-baiknya?”
Beliau menjawab: “Ibumu”. Ia berkata: “Kemudian siapa?” Beliau brsabda: “Ibumu”.
Ia berkata lagi: “Kemudian siapa?” Beliau bersabda pula: “Ibumu”.Ia berkata
lagi:”Kemudian siapa?” Beliau bersabda: “Bapakmu”. (Muttafaqun’alaih). Dalam
riwayat lain disebutkan: “Ya Rasulullah, siapakah yang lebih berhak kulayani
dengan sebaik-baiknya?” Nabi menjawab: “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu,
kemudian bapakmu, kemudian yang terdekat dan yang terdekat”. (H.R.
Bukhary dan Muslim).
- Orang yang kecewa karena tidak berbuat baik kepada kedua orang tuanya
Dari
Abi Hurairah r.a. dari Nabi SAW telah bersabda: “Sungguh kecewa, sungguh kecewa
dan hina, sungguh kecewa, siapa yang mendapatkan kedua ibu-bapaknya atau salah
satunya ketika tua, kemudian ia tidak masuk surga”. (H.R.
Muslim).
- Q.S. 31: 14 Perintah bersyukur kepada Allah dan kedua orang tua:
“... Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (Q.S. Luqman: 14).
- Tentang Silaturrahm dan Hubungan Sesama Manusia
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat
baiklah pada dua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnus-sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri. (Q.S. An-Nisa’ (5): 36).
Dari Abi Muhammad, Jubair bin Muth’im r.a., bahwa
Rasulullah SAW telah bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus”.
Sufyan berkata dalam sebuah riwayatnya: yakni memutuskan hubungan famili. (H.R.
Bukhary dan Muslim).
Artinya:
Dari
Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:”Jibril selalu
berpesan kepadaku supaya baik terhadap tetangga, hingga aku mengira kalau-kalau
akan diberi hak waris”. (H.R. Bukhary dan Muslim).
Artinya:
Dari
Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: “Hai wanita-wanita
muslimat! Janganlah menganggap remeh memberi hadiah kepada tetangga, walau
sekedar kikil (ujung kaki) kambing”. (H.R. Bukhary dan Muslim).
Artinya:
Sebaik-baik
teman menurut pandangan Allah, ialah orang yang paling baik kepada temannya,
dan sebaik-baik tetangga menurut pandangan Allah, ialah orang yang paling baik
kepada tetangganya. (H.R. At-Tirmidzi).
Artinya: “Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berbuat baik kepada
tetangganya”. (H.R. Bukhary dan
Muslim).
_________
¹Mengucapkan kata “Ah” kepada orang tua tidak dibolehkanoleh agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.²Maksudnya: Selambat-lambatnya waktu menyapih ialah setelah anak berumur 2 tahun.
No comments:
Post a Comment